Untitled DocumentBeranda » artikel » 10 hal yg DILARANG/KESALAHAN jika anda mencari PEKERJAAN
10 hal yg DILARANG/KESALAHAN jika anda mencari PEKERJAAN
28 Oct 2014
Mencari kerja di masa krisis sungguh tidak gampang. Salah satu yang bisa
“disiasati†adalah mencermati persiapan dalam melamar pekerjaan.
Jangan sampai hanya karena alpa mempersiapkan persyaratan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, kesempatan kerja yang sudah tipis pun
melayang.
Untuk mencapai hasil maksimal, perlu kiranya
diketahui kesalahan-kesalahan yang sering timbul dalam rangka melamar
kerja. Berikut ada 10 kesalahan umum yang acap kali dilakukan oleh
pencari kerja.
Surat-surat tidak lengkap
Periksa dahulu kelengkapan dokumen Anda sebelum melangkah ke luar dari
rumah. Ketidaklengkapan dokumen merupakan salah satu kesalahan fatal
yang berakibat ditolaknya permohonan kerja. Jika Anda termasuk orang
yang ceroboh, mintalah bantuan kerabat dekat atau teman untuk memeriksa
dokumen yang dibutuhkan.
Datang terlambat
Kebiasaan jam karet yang biasanya bersifat menular sebaiknya
ditinggalkan. Banyak perusahaan asing yang tidak mentoleransi
keterlambatan calon pelamar, khususnya ketika diundang untuk mengikuti
serangkaian tes. Untuk mengatasinya, cobalah sehari sebelum tanggal tes
melakukan survai. Tambahkan setengah jam dari waktu tempuh yang
diperlukan.
Berpakaian kurang sopan
Keberhasilan bisa jadi dimulai dari pandangan pertama. Penyeleksi tentu
akan mempunyai penilaian tersendiri ketika melihat pelamar kerja pada
saat melakukan wawancara. Karena itu hindari pemakaian aksesori yang
berbeda dengan adat kebiasaan.
Mencantumkan referensi terlalu banyak
Referensi dalam curriculum vitae (CV) atau daftar riwayat hidup memang
penting. Tapi perlu diingat, jangan terlalu banyak karena akan
menimbulkan kesan bahwa Anda memiliki mental suka menonjolkan diri dan
tidak percaya pada kemampuan sendiri.
Jangan meremehkan hobi
Bila Anda memiliki hobi unik yang diperkirakan bisa membantu
kreativitas kerja, tak ada salahnya dicantumkan dalam CV. Biasanya
pimpinan perusahaan lebih menyukai pekerja yang berbakat dalam
bidangnya. Bila kegemaran itu merupakan faktor penting dalam posisi
yang dilamar, ada baiknya ditulis sesudah perincian pengalaman kerja.
Salah tulis atau sebut nama
Pimpinan perusahaan akan sakit hati seandainya namanya ditulis atau
diucapkan secara keliru. Hal ini akan mempengaruhi kewibawaan dan
reputasinya. Usahakan agar meneliti kembali saat menulis nama orang
dalam surat lamaran atau menyapa seseorang Melebih-lebihkan keterampilan
Umumnya penyeleksi akan lebih jeli akan hal ini. Mereka akan terus
meneliti bagian-bagian dalam CV atau daftar riwayat hidup yang dianggap
terlalu dibuat-buat. Malahan ada yang mempersiapkan tes praktik
langsung untuk menguji kebenaran laporan Anda. Oleh sebab itu jangan
coba-coba menonjolkan sesuatu yang tidak Anda miliki.
Bicara berbelit-belit
Wawancara merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan segala
keinginan yang terpatri dalam diri Anda. Pewawancara pasti akan
menanyakan semua segi dalam hubungannya dengan isi CV atau daftar
riwayat hidup yang telah Anda kirimkan. Dalam menyerap informasi dari
Anda, mereka menggunakan logika berpikir secara rasional. Setiap uraian
akan dihubungkan dengan keterangan sebelumnya. Karena itu jangan
memberi keterangan yang berbelit-belit. Apabila penyeleksi menganggap
Anda memberikan keterangan yang tidak jelas, jangan berharap. Meminta fasilitas
Ada kalanya gaji yang ditawarkan kepada Anda lebih rendah dari yang
Anda harapkan. Tapi, jangan coba-coba meminta fasilitas tertentu yang
tidak disediakan perusahaan seperti antar-jemput, uang transpor, uang
makan, dll.
Lupa memotong rambut
Rambut gondrong kebanyakan tidak disukai perusahaan, kecuali profesi
yang Anda cari berhubungan dengan hal-hal yang tidak membutuhkan
kerapian.
Masih banyak kelalaian lain yang ditemui di lapangan.
Namun, ada yang masih dalam batas toleransi, ada pula yang jarang
dikerjakan oleh kebanyakan orang.
Ada satu hal yang perlu
diingat, tidak selamanya kepintaran seseorang akan menghasilkan
pekerjaan bagi dirinya. Masyarakat kita masih mendudukkan moralitas di
atas intelektualitas. Apa gunanya jika memiliki inteligensia tinggi,
tetapi moralnya rendah.